Kuliner Gudeg Jogja di Purbalingga

Kalau Anda sedang jalan-jalan ke Alun-alun Purbalingga di hari Minggu pagi, Anda menjumpai di satu sudut alun-alun, tepatnya depan Lapas Purbalingga, orang-orang ramai mengantri beli gudeg Jogja. Namanya gudeg Jogja bu Atin.

Gudeg Jogja bu Atin ini memang terkenal di Purbalingga dan sekitarnya dan bahkan sudah menembus Pendapa Dipokusumo (Kabupaten Purbalingga). Salah satunya pernah menjadi hidangan tamu penting, termasuk makan siang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari. (harian SuaraMerdeka)



Soal rasa, jangan tanya. "Gudeg ini asli Jogja karena suami bu Atin, Guntoro, memang asli orang Sleman, Jogja. Dia mengaku mendapat resep gudeg dari ibu mertua yang pernah juara 1 lomba makanan tradisional tingkat Kabupaten Sleman waktu itu.

Tak heran, dalam waktu cukup cepat, cita rasa gudeg Bu Atin ini menyebar dari mulut ke mulut. Orang pun rela berdesak-desakkan setiap Minggu pagi antre menunggu giliran dilayani Atin. Ada yang dimakan di situ, ada pula yang dibawa pulang.
Bahkan beberapa dosen Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto pun datang menikmati sarapan pagi Gudeg Jogja bu Atin.

Untuk mempertahankan cita rasa Jogja, dia mengambil krecek rambak langsung dari Jogja. Gudeg ini hanya buka setiap hari Minggu mulai pukul 05.30-09.00 WiB saja, atau bahkan kadang sebelum jam 9 sudah tutup karena memang cepat habis.

Setiap hari Minggu itu, Atin mengaku menghabiskan gori untuk gudeg 25-30 kg. 200-250 butir telur, 10-15 ekor ayam, 100 tahu dan tempe bacem, 30 butir kelapa untuk santan kental, 2-3 kg  rambak untuk krecek, dan 12-15 kg beras.

Selain hari Minggu, Atin tidak menggelar dagangan karena dia bekerja aktif sebagai guru PNS di sebuah SMPN di Purbalingga. Namun di rumahnya di Kelurahan Kalikabong RT 04/03, Kecamatan Kalimanah, dia siap menerima pesanan nasi gudeng kardus maupun untuk prasmanan.



0 komentar: