Betah berlama-lama di Angkringan Jogja "Nganggo Suwe"

Jogja adalah kota angkringan. Benar tidak ?

Jenis Warung tenda itu dapat dengan mudah ditemukan di setiap sudut kota.  Tapi cobalah datang ke  angkringan di Jalan Pramuka no 106, Giwangan ini. Banyak pengunjung yang rela antri demi menikmati sajian di warung itu.  Itulah alasan angkringan ini diberi nama "Nganggo Suwe", yang dalam Bahasa Indonesia bermakna pakai lama.
angkringan Nganggo Suwe

Sama seperti angkringan pada umumnya, tempat ini juga menyajikan varian nasi kucing seperti belut, sambal teri, dan nasi bakar. Lauknya juga tidak ada yang khusus semisal sate, gorengan, kepala ayam, dan telur puyuh.

Tapi menurut beberapa pelanggan, sajian yang istimewa dari warung ini adalah minuman jahe dan teh.  "Wedang disini lebih segar, dan terasa aroma
jahenya," kata Ridho (26), salah satu pelanggannya.
Pemilik angkringan, Sumiyati menjelaskan, cara memasak di tempatnya tidak menggunakan kompor minyak atau gas melainkan arang. Itu yang menjadikan rasanya berbeda. Selain itu, jahe yang akan digunakan untuk membuat wedang terlebih dulu dibakar kemudian digeprok. Baru selanjutnya disajikan dengan campuran gula jawa.

Untuk minuman teh, dia tidak hanya menggunakan satu macam tapi dua merek yang  dicampur sehingga rasanya berbeda. "Teh biasa yang saya beli dipasar, cuma digabung jadi rasanya lain," katanya.
Soal nama warungnya yang cukup unik, Sumiyati mengaku awalnya berniat memberi sebutan "Numani" yang berarti membuat ketagihan. Tapi karena jumlah pengunjung banyak hingga membuat mereka menunggu lama, akhirnya dinamai "Nganggo Suwe".
Harga makanan dan minuman di warung ini juga tidak berbeda dengan tempat lain. Nasi dijual seharga Rp 2.000-Rp 5.000 per bungkus, sedangkan minuman rata-rata Rp 2.000 hingga 4.000.
Dalam menjalankan usaha, Sumiyati dibantu anak dan menantunya serta tiga karyawan. Warung yang buka mulai pukul 17.00 05.00 ini juga tetap melayani pengunjung saat hari libur dan besar.

0 komentar: